COMITIA143 - Sebuah Liputan Wibu Lokal Yang Hilang di Tokyo

by harukashiroyuki | Published 16 Mei 2023


Sekitar seminggu yang lalu telah diadakan Comic Frontier ke-16 di Indonesia Convention and Exhibition, BSD, Tangerang. Event yang sering disingkat menjadi "COMIFURO" ini menjadi salah satu ajang pasar komik yang dinilai terbesar se-Indonesia saat ini. Keikutsertaan penulis dalam event tersebut mengingatkan akan pengalaman mendatangi event "serupa", tapi langsung di negara asalnya sendiri. Artikel ini akan menjadi liputan singkat dan sebuah POV dari penulis selama mengikuti event tersebut.

[caption id="" align="aligncenter" width="1300"]banner_comitia143 COMITIA143 Promotional Poster[/caption]

COMITIA143 - Tentang

Seringkali kita mendengar akan eksistensi event benama "COMIKET", atau "Comic Market" atau "コミックマーケット" atau disingkat lagi menjadi "コミケ". Event bi-annual yang diadakan pada musim panas (Natsucomi) dan musim dingin (Fuyucomi) yang menjadi ajang pameran karya baik bagi ilustrator, artist, mangaka, pelaku seni. Mulai dari perseorangan, perkumpulan/komunitas, bahkan sampai tingkat korporat. Tidak sedikit karya-karya yang lahir dari ajang Comiket dan pada akhirnya memasuki ranah mainstream, seperti Touhou Project yang awalnya dijual pada Comiket 52 (C52). Tidak sedikit juga karya yang merupakan fanwork atau karya derivatif dari intelectual property (IP) orang lain, menjadikan Comiket menjadi event yang ideal untuk menyalurkan aspirasi terhadap apapun yang mereka sukai, baik karya orisinil ataupun karya derivatif.

COMITIA sendiri hadir mengusung konsep bahwa tidak ada karya derivatif yang diperjualbelikan, sehingga COMITIA adalah salah satu ajang yang sangat ideal bagi mereka yang memiliki karya orisinil mereka sendiri dan tidak ingin ter-overshadow oleh karya derivatif yang sudah sangat oversaturated di Comiket. Mungkin salah satu karya yang penulis senantiasa ikuti yang terlahir dari COMITIA adalah "Negative Hero and The Demon Lord General"

"Komiknya bagus btw... Renee Unyu" - Bukan penulis, pastinya.

Mungkin langsung saja ke liputan, perjalanan penulis dalam mencoba untuk menghadiri event "Jejepangan"(?????) pertamanya di Jepang. Okay that sounds contradictive, but anyways...

Menuju Lokasi - Tokyo Big Sight

Jadi ceritanya... Penulis sedang berada di Suga Shrine. Sepertinya tidak perlu banyak penjelasan selain dengan memberikan gambar berikut atas mengapa penulis sedang berada di tempat tersebut.

Dari Suga Jinja bisa langsung ke Ginza dengan mengambil Marunouchi Line melalui Tokyo Metro. Dari Ginza bisa naik bus yang langsung mengarah ke Tokyo Big Sight, jadi ya... Sekaligus jalan-jalan melihat Ginza juga hehe.

Jalan kaki sedikit ke Ginza-Yonchome lalu tunggu di halte bis. Penampakan bis di Tokyo terlihat sangat anime sekali. :D

Dari sini tinggal menunggu sampai bus berhenti di Tokyo Big Sight. Cukup mendebarkan mengingat ini pengalaman pertama penulis (kyaaaa~~) dan memasuki daerah kota Koto, jadi sempat melewati jembatan panjang juga. Semua itu berubah saat sudah sampai ke Tokyo Big Sight

[caption id="attachment_1732" align="aligncenter" width="1024"] Maaaak, aku di anime!!!![/caption]

Sangat mengingatkan pada anime Lucky Star tapi sayangnya penulis disini bukan untuk Comiket :'(

Memasuki venue COMITIA adalah semudah mendatangi gedung utama. Dari depan gedung utama sudah ada banyak penanda arah untuk lokasi dilaksanakannya COMITIA. Disini sudah mulai terasa kalau ini bukanlah event kecil-kecilan, karena jumlah hall yang dipakai sendiri sampai ada 3 hall. COMITIA143 digelar di East Hall 4-5-6 di Tokyo Big Sight.

Mendatangi COMITIA sebagai pengunjung, dan juga sebagai gaijin, penulis tentu saja tidak sendiri melainkan bersama dengan teman penulis. Apakah dia juga pernah ke event ini? Tentu saja tidak sodara, sehingga menjadikan kita berdua adalah anak hilang (迷子) sewaktu berada di venue. Namun ini yang menjadi salah satu aspek yang keren yang penulis rasakan.

Panduan dan Pemandu

Mungkin karena adanya skill issue dari penulis yang bahkan belum bisa berbicara dengan jelas walaupun sudah memiliki kemampuan setara JLPT N3, melihat apa yang disajikan melalui website COMITIA sendiri masih bisa menimbulkan ketidakpahaman. Adanya pembagian antara line pengunjung dan exhibitor cukup membuat pusing mengingat keduanya akan masuk dari arah yang sama. Namun terdapat banyak dari panitia dan volunteer yang senantiasa ada di daerah venue yang siap sedia untuk memandu. Terlebih lagi, panitia sudah aware dengan pengunjung yang berasal dari mancanegara sehingga kita bisa bertanya dengan bahasa Inggris apabila memiliki masalah.

Selebihnya dari segi navigasi, sudah terdapat banyak papan penanda sehingga meminimalisir munculnya pertanyaan.

Ticketing dan Antrian

Hal yang mungkin unik dan baru penulis rasakan adalah peletakan posisi ticket booth yang berada di dalam venue. Alur dari pengunjung dimulai dengan memasuki Hall 4 terlebih dahulu untuk membeli ticket dan buku panduan. Dengan nominal seharga 1500 Yen, pengunjung sudah mendapatkan ticket dalam bentuk armband dan juga sebuah buku katalog yang berisi... katalog, dan juga peta, dan juga panduan. Seluruhnya berada dalam bahasa Jepang, jadi... :D

[caption id="attachment_1734" align="aligncenter" width="1024"] Hall 4 dan Bagian Ticketing[/caption]

Setelah itu pengunjung tidak serta-merta langsung masuk ke dalam venue karena memang belum saatnya (jam masih menunjukkan pukul 10.30 lewat sementara jam masuk adalah 11.00. Pengunjung yang sudah berdatangan pun dibawa oleh panitia ke lapangan parkir untuk mengantri. Dapat dilihat lautan manusia yang sudah menunggu di bawah suasana menacing dari langit berawan.

Jam Tidak ada keributan yang signifikan selain panduan yang berasal dari penitia sendiri. Lantunan instruksi dari panitia yang memegang penanda bertuliskan 最後尾 senantiasa bergerak mengikuti panjangnya antrian.

Jam sudah menunjukkan jam masuk, dan pengunjung pun mulai dipandu untuk memasuki venue kembali.

Suasana Pasar Komik Otentik Ala Jepang (ea)

Suasana yang didapatkan mungkin akan mengingatkan pada event-event serupa di tanah air, seperti COMIFURO yang diadakan baik di Balai Kartini ataupun di ICE BSD. Atap yang dipenuhi oleh rangka-rangka dan pencahayaan dan hall yang besar yang sudah membuat kaki dan betis ketakutan duluan. Dengan luas sebesar 3 Hall, mungkin penulis bisa mengatakan bahwa ini menyerupai luas dari ICE BSD tapi dengan total 4 hall. Suasana yang tentunya sudah sangat ramai. Cukup menakjubkan membayangkan bahwa ini hanyalah event "ecek-ecek" yang skalanya jauh lebih kecil ketimbang Comiket, yang senantiasa menggunakan keseluruhan Tokyo Big Sight sebagai venue-nya.

Tentu saja, pada titik ini sudah mulai terdapat banyak antrian. Circle-circle yang notabene menjadi langganan dan sudah memiliki fame tersendiri (dan tempat tersendiri) sudah memiliki antrian yang membuat penulis tidak ingin untuk mencoba mengantri.

Secara relatif, pengunjung sangatlah banyak namun terdistribusi secara merata. Terdapat banyak ruangan di sisi atas-tengah-bawah dari hall sehingga sangat memudahkan pengunjung untuk bergerak ke grup/blok tertentu.

Apakah banyak hal yang menarik perhatian penulis? Heh, pake nanya.

Dan secara terkhusus, dan bahkan penulis tidak percaya pada awal kali melihat, salah satu pujaan panutan penulis ada di event ini. Fanboying tidaklah cukup untuk mendeskripsikan kegembiraan penulis.

Sungguh luar biasa. Sakura Oriko ada dan mengikuti COMITIA143. Sungguh luar biasa. Tidak pakai pikir, penulis langsung membeli artbook terbarunya.

Tentu saja, dengan broken Japanese yang sungguh terbatah-batah, penulis mencoba untuk mengatakan terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah hadir dan bahkan sampai meminta tanda tangan. DAN DISETUJUI, BAHKAN SAMPAI NAMA DITULIS AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Pada titik ini, penulis merasa bahwa cita-cita penulis sudah sampai, dan sudah tidak ada lagi yang mungkin bisa memberi penulis kebahagiaan setelah memperoleh berkah ini. Terima kasih. Terima kasih.

COMITIA14 diselenggarakan dalam waktu yang cukup terbatas. Hanya dilaksanakan dalam satu hari saja dengan durasi dari Jam 11-16 JST. Sembari menunggu, penulis berkeliling sejenak untuk melihat apa saja yang ditawarkan oleh event pasar komik ini.

[caption id="attachment_1744" align="aligncenter" width="2000"] Ada Wacom cuy!! Akhirnya ngerasain Cintiq Pro :'D[/caption]

[caption id="attachment_1745" align="aligncenter" width="1125"] Am I seeing what I'm seeing?[/caption]

[caption id="attachment_1746" align="aligncenter" width="1125"] I wish I brought more money :'(([/caption]

Reading Corner?

Mungkin dari sekian banyaknya hal yang menarik dari event ini, salah satu yang berbeda dari apa yang penulis pernah rasakan dari event serupa di tanah air adalah keberadaan dari Reading Corner. Singkat cerita, ada bagian terkhusus dari hall dimana seluruh sample dari setiap circle yang berpartisipasi (opsional) dapat dibaca dan dilihat terlebih dahulu. Banyaknya partisipan dan karya yang mereka buat pastinya membuat orang-orang yang penasaran tidak akan memiliki cukup waktu untuk melihat. Terlebih lagi dengan berdiri di depan circle masing-masing sangatlah berpotensi untuk menambah blokade pada alur pengunjung. Reading corner ini hadir untuk masalah tersebut, dan juga sebagai tempat "memuaskan rasa penasaran".

Setiap karya yang berada dalam satu blok dapat dilihat pada satu meja yang dilabeli oleh kode bloknya, dengan alfabet dan hiragana. Umumnya circle sudah dikelompokkan sedemikian rupa berdasarkan genre utama yang dibawa oleh circle tersebut. Pengelompokan ini dapat dilihat lebih jelas melalui peta yang disematkan pada buku katalognya.

Tentu saja, ada bagian terkhusus manga umum, shounen, shoujo, GL, BL, dan dewasa.

Kesan

[caption id="attachment_1750" align="aligncenter" width="576"] Stand dari circle "Kedamaa Gyuunyuu"[/caption]

Mengikuti salah satu event pasar komik secara "spontan" adalah salah satu pengalaman yang mungkin penulis tidak akan dapati lagi selanjutnya. Kesempatan untuk menikmati miniatur dari apa yang mungkin disajikan oleh event sebesar Comiket tentu menjadi sesuatu yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam membangun event-event serupa di tanah air. Mungkin ada beberapa aspek yang penulis rasa dapat dicontoh dari COMITIA, dan beberapa aspek yang dapat dikembangkan dari COMITIA sendiri.

Flow Pengunjung

Mengingat pengunjung dan exhibitor masuk dari arah yang bersamaan, tentunya akan jauh lebih baik apabila flow ini bisa dipisah sedini mungkin. Hal ini juga mengingat akses menuju hall yang hanya dihubungkan oleh beberapa eskalator, sehingga ada "bottleneck" yang mungkin (dan sempat) terjadi mendekati jam buka / open gate. Mungkin ini terkesan sangat nitpicky mengingat Comiket pasti akan jauh lebih keos, tapi adalah poin yang mungkin bisa di-improve

[caption id="attachment_1751" align="aligncenter" width="1125"] Panduan peta dan lokasi pada buku katalog[/caption]

Selain itu, flow dari pengunjung sangatlah lancar. Antrian pun tertata sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi pengunjung yang ingin mengujungi circle tertentu. Terkadang membuat penulis berpikir, "Kapan ya kita punya budaya antri yang serapi ini?".

Informasi dan Bahasa

Peletakan dari sumber informasi yang kurang nampak mungkin bisa menjadi pertimbangan selanjutnya. Walaupun rasanya papan penanda jalan sudah tersebar, namun pengunjung perlu untuk mendekat agar informasi yang disajikan dapat terbaca dengan jelas. Kebanyakan informasinya juga telah dibagikan melalui website COMITIA sendiri, namun hanya tersedia dalam bahasa Jepang saja. Hal ini membuat pengunjung dengan skill issue (seperti saya) mungkin akan mengalami sedikit kesulitan karena harus membaca tulisan dengan cukup pelan, dan beberapa menggunakan kanji yang cukup sulit. Mungkin karena segmen pengunjung mancanegara yang masih sangat sedikit, maka masih belum ada urgensi dari penyelenggara untuk memberi papan penanda dengan bahasa Inggris di dalamnya.

Senantiasa siap sedia Google Lens sebelum berkeliling :D

Akhir Kata

Walaupun bukan event sebesar Comiket, pengalaman untuk mencicipi event "miniatur" seperti COMITIA sendiri adalah salah satu pengalaman yang tidak akan penulis lupakan. Bukan saja karena ini pertama kalinya penulis datang ke Tokyo Big Sight, tapi pengalaman untuk menemui panutan juga adalah momen penting tersendiri yang mungkin tidak akan terjadi lagi selanjutnya. Penulis meninggalkan Tokyo Big Sight sekitar jam 2 siang, dan langit saat itu sudah mulai lebih ramah.

Ohya, salah satu circle tadi juga memberi お菓子 berupa coklat, dengan bungkusan yang sangat spesial. Jadi ini ya rasanya dapat coklat dari anime.

[caption id="attachment_1753" align="aligncenter" width="556"] Coklat dari anime coooyyyyyyy!!!![/caption]

Akhir kata, ini tidak akan menjadi terakhir kalinya penulis ke COMITIA. Mari kita lihat apa yang akan ditawarkan oleh Comiket. Terima kasih telah membaca artikel liputan ini.

Liputan oleh : Arung Agamani Budi Putera, G'18

← Kembali ke Artikel

Ayo join Genshiken Town Square!

Jangan sampe ketinggalan info terbaru dari Genshiken 😊