Genshiken Exhibition Day

by chiro | Published 5 Juni 2012


“Lebih dari 40 karya visual modern...

Lebih dari 100 programmer, artist, penulis, cosplayer, subber dan musisi...

Lebih dari ratusan mimpi dan angan-angan...

Dimulai dari satu tujuan, bersama-sama dalam satu Ikatan.”

Berawal dari sebuah pertemuan, terciptalah sebuah ikatan. Itulah tagline dari acara GENDAY ITB yang diselenggarakan oleh Genshiken ITB, 3-4 Mei 2012 lalu.

GENDAY (Lengkapnya : Genshiken Exhibition Day) adalah sebuah acara exhibisi karya buatan anggota-anggota Genshiken yang bertempat di CC Barat, yang terdiri dari empat acara utama.

Acara utamanya, sesuai kepanjangan acaranya, tentunya adalah exhibisi karya. Di acara yang berlangsung dua hari ini terdapat lebih dari 40 karya visual modern yang ditampilkan disini. Jenis karyanya beragam, mulai dari game, animasi, komik, novel, artbook, hingga visual novel. Semua karya itu diperlihatkan pada booth- booth pameran, dimana kamu bisa berinteraksi langsung dengan para pembuatnya, mencoba karyanya, sampai menanyakan mengenai karya-karya yang semuanya merupakan buatan anggota-anggota Genshiken.  Terdapat juga beberapa karya yang dijual untuk umum, dan bahkan beberapa karya yang tidak direncanakan untuk dijual  juga “ditawar” oleh beberapa orang pemain (Seperti sebuah card game karya Genshiken, Star of Destiny).

Satu lagi acara yang tak kalah menarik dan memberikan wawasan baru adalah Seminar Karya. Kali ini, Genshiken mengundang dua buah company lokal yang telah berkiprah di bidang Visual Modern, yaitu Jotter Production dan Agate Studio. Dua buah perusahaan terebut memberikan seminar mengenai pembuatan asset dalam industri game dan dasar-dasar yang perlu diketahui mengenai pembuatan sebuah game.

Genshiken juga mengadakan event yang benama “Genplay” di hari kedua, dimana di event ini panitia mengajak pengunjung untuk mencoba beberapa board game, termasuk board game buatan anak Genshiken sendiri.

Di akhir acara (tepatnya setelah UTS selesai), dimulailah rangkaian acara puncak, yaitu performance musik dari band-band Genshiken ITB, dan ditutup dengan unofficial live concert virtual diva, Hatsune Miku, yang merupakan salah satu, atau bahkan mungkin konser unofficial dari Hatsune Miku yang pertama di Dunia.

“Ikatan”.

Tema dari acara ini, yaitu “ikatan”, terintegrasi dengan seluruh rangkaian acara di GENDAY ITB.

Mohammad Ridwan Gunawan Wibisono (EL ’10), ketua panitia dari GENDAY ITB menjelaskan bahwa “Ikatan  itu adalah sesuatu yang sangat ajaib dan bisa menjadi kekuatan setiap orang, yang bisa terbentuk hanya dengan sebuah pertemuan. Tapi untuk membuat ikatan yang lebih kuat dan kekuatan yang lebih besar, maka mereka harus saling mengenal. Oleh karena itu, genday merupakan ajang membuat ikatan : baik antara Genshiken ke masyarakat (baik masyarakat kampus dan umum), antara sesama Genshiken atau bahkan di antara masyarakat itu sendiri. Dengan terjalinnya ikatan yang kuat, akan terbentuk sebuah kekuatan yang tidak bisa diukur oleh siapapun.”

Di Genday, semua acara dibuat dengan tujuan mengenalkan dan menjalin ikatan antara semua orang yang terlibat di acara kali ini. Sonny (nama panggilan dari sang ketua Genday) juga mengharapkan kalau acara ini juga bisa menjalin ikatan khusus antara semua orang dengan 'berkarya'.

Dengan seminar, genplay dan pameran karya, diharapkan semua orang bisa terinspirasi untuk membuat karya mereka sendiri dan bertemu dengan orang-orang yang telah dulu terjun di bidang karya yang mereka ingin tekuni. Hal ini didukung oleh datangnya orang-orang yang terlibat dalam industri visual modern. “Semoga acara ini bisa memberi ikatan, kekuatan dan inspirasi baru bagi semua orang”, ujar Sonny.

Konser virtual diva, bagian dari sebuah revolusi baru di dunia musik.

Mungkin, salah satu hal yang paling ‘unik’ dari rangkaian acara kali ini adalah acara terakhir.

Terlepas dari beberapa anggapan umum yang sering kali keliru, Hatsune Miku bukanlah karakter dari sebuah animasi. Hatsune Miku adalah salah satu “voice bank” dari software Vocaloid, sebuah software voice synthenizer yang memungkinkan usernya untuk memiliki ‘penyanyi’ sendiri. Bedanya, suara ‘penyanyi’ ini lahir dari voice sampling dari penyanyi asli, yang kemudian bisa diolah kembali dengan mengubah nada, intonasi, lafal, dan banyak lagi detail suara agar suaranya bisa mendekati suara vokal yang asli. Vocaloid sendiri bukanlah sebuah software eksklusif Jepang, dan justru voice bank pertama dari Vocaloid lahir di “barat”. Hanya saja, karena komunitasnya yang kuat, vocaloid-vocaloid dari negeri Sakura memiliki pengaruh yang paling besar hingga ke seluruh penjuru dunia (terbukti dengan live concert officialnya yang telah diselenggarakan sampai ke Amerika dan Singapura)

Lalu, apa yang membuat Vocaloid ini special? Sebenarnya, tidak semua orang menyukai suara yang dihasilkan dari Vocaloid (terkadang terdengar sedikit robotik atau seperti hasil suara dari autotune, yang sekarang sering dipakai penyanyi2 barat). Namun, yang membuatnya memiliki penggemar yang sangat luas adalah karena semua lagu Vocaloid hasil dari fans.

Dengan Vocaloid, semua orang di seluruh dunia (terlepas dari mereka bisa menyanyi atau tidak) bisa membuat lagu mereka sendiri dan memiliki vokalis, suatu kesempatan yang tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Tidak hanya itu, mereka bisa saling berkerja sama untuk membuat aransemen, composing, gambar hingga ke animasi untuk video klip, yang semuanya dilakukan oleh komunitas Vocaloid yang telah tersebar sangat luas di seluruh dunia. Tidak ada batasan dalam membuat karya, karena semuanya bisa dibuat asalkan ada niat, kerja keras dan kecintaan akan music.

Bukan hanya itu, hampir semua lagu dan video klip juga didistribusikan secara legal di internet. Hampir tidak ada masalah copyright atau piracy, karena hampir semua berpusat pada konsep sharing. Para composer yang perlahan-lahan mendapat penggemar juga bisa mencoba untuk mengkomersialisasikan musiknya, sehingga ini juga membuka kesempatan bagi musisi-musisi untuk berkarya dan mendapatkan popularitas yang dibutuhkan untuk memulai karir sebagai professional.

Bahkan para vokalis (bukannya tersaingi) juga bisa terhubung dengan “ikatan” ini, karena perlahan-lahan mulai muncul para vokalis yang mendapatkan popularitas dan kesempatan dari konsep sharing ini. Dengan menyanyikan lagu-lagu yang telah populer sebelumnya oleh vocaloid, mereka bisa mendapatkan penggemar, nama dan kemudian bisa berkerja sama dengan composer lain untuk membuat album mereka sendiri.

Bahkan konser unofficial ini pun merupakan sebuah kesempatan baru, dimana dengan konsep biasa, mendatangkan sebuah penyanyi internasional dengan lagu-lagu yang sangat populer membutuhkan sangat banyak usaha dan dana. Semua orang kini bisa membuat konser dengan penyanyi favorit mereka, dengan konsep sharing ini. Hal yang terbaik dari semua ini adalah, semua hal ini boleh dilakukan selama konsepnya adalah non-profit, dan ini adalah sebuah konsep yang sangat langka di saat hampir semua hal telah dikomersialisasi dan dikendalikan oleh uang, termasuk musik.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan bagi Genshiken untuk mengadakan live concert ini… Karena dengan ikatan antara musisi, composer, director, penggemar, penonton, dan banyak orang lagi, kita bisa mengadakan sebuah konser, murni untuk berbagi musik, inspirasi dan kegembiraan. Seperti tagline yang sering dipakai oleh Vocaloid : Music from Everyone, Music for Everyone, konser ini adalah salah satu wujud kekuatan yang lahir hanya dari ikatan antara semua orang tersebut.

← Kembali ke Artikel

Ayo join Genshiken Town Square!

Jangan sampe ketinggalan info terbaru dari Genshiken 😊