[Review VN] Senren * Banka : A Thousand Colors of Love

by harukashiroyuki | Published 31 Mei 2023


Yak, kembali lagi ke salah satu segmen yang tidak santuy berupa ulasan terhadap salah satu media, dan mengikuti tipe media sebelum-sebelumnya yang mengambil Visual Novel sebagai kategori utamanya, rasanya penulis jadi ingin untuk menulis ulasan baru lagi. Salah satu judul yang penulis sudah ingin tulis ulasannya sejak dahulu kala namun terlalu sibuk menunggu teman penulis untuk memainkan (agar tidak spoiler untuknya, katanya), yang pada akhirnya mungkin tidak akan disentuh sama sekali oleh yang bersangkutan (sedih).

Judul dari Visual Novel kali ini adalah "Senren * Banka", yang secara ofisial tidak memiliki subtitle "A Thousand Colors of Love", tapi ditambahkan saja karena terdengar catchy. Visual Novel buatan Yuzusoft ini sangat kental dengan budaya tradisional Jepang, memiliki musik yang bagus (seperti judul Yuzusoft pada umumnya), dan menjadi favorit dari penulis. Umur dari VN ini sudah terbilang cukup tua (rilis 2016), namun masih tergolong cukup baru apabila mengingat orang-orang masih saja memainkan judul-judul lain yang notabene sudah sangat tua (atau bahkan lebih tua dari umur mereka sendiri). Yah, sebut saja Fate/stay night (2004), STEINS;GATE (2009), atau mungkin yang lebih tua lagi seperti Air (2000). Perbandingan relatif ini membuat judul ini masih... muda.

Melihat model eksekusi dari judul-judul Yuzusoft lainnya, tetap ada satu nuansa yang umum yakni seberapa ringan tema yang dibawakan. Cerita sangat jarang menyentuh daerah ekstrim apabila digambarkan dengan suatu spektrum / alignment chart. Sebagai contoh, Hoshizora no Memoria (2009) yang bahwasanya membawa genre utama Nakige dengan eksekusi cerita fantasi yang penulis rasa sangat berat. Atau sesuatu yang ringan dan cepat seperti Fox Hime Zero (2018), dengan tujuan utama membawa kesan "nyaman" bagi pemain selama mengikuti cerita. Judul-judul yang dibawa oleh Yuzusoft memiliki kesan umum yakni "feel good" dengan cerita yang tidak terlalu ringan namun tidak terlalu berat, dan eksekusi yang mungkin tidak akan senantiasa membekas dalam, namun tidak juga sampai sangat buruk. Tema umum komedi sering menjadi titik utama dari apa yang dibawakan oleh Yuzusoft. Jelas, dengan audiens yang kerap meningkat semenjak judul-judulnya mulai mendapatkan translasi (dimulai dari Sabbat of The Witch), visual novel karangan Famishin akan menjadi go-to solution untuk judul yang dianggap "oke untuk pemula".

Kendati demikian, Senren * Banka hadir dengan nuansa yang cukup berbeda dan nuansa yang lebih dark ketimbang judul-judul Yuzusoft lainnya. Judul-judul lainnya kerap membawa satu archetype "Oddity in our ordinary life", namun pada Senren * Banka tema utama Noroi (kutukan) dijadikan sebagai panduan utama sehingga secara efektif membuat nuansa keseluruhan menjadi lebih serius dan "gelap". Tema ini dibawakan secara intens dengan sedikit bumbu-bumbu komedi, dan secara konsisten berada dalam common route sampai ke seluruh rute heroine utama.

Yak, mungkin sudah cukup untuk pendahuluan, sekarang mari masuk ke landasan teori.

Storytelling: Koheren, Terfokus, Menakjubkan

Senren * Banka mengisahkan perjalanan dari Arichi Masaomi, seorang siswa SMA yang hidup di kota yang sedang liburan ke kampung halamannya, Hoori. Niatnya untuk datang berkunjung dan membantu penginapan dari kakeknya berubah drastis saat Masaomi mengikuti salah satu event yang tujuannya hanya untuk menarik pengunjung dan turis. Hoori memiliki permasalahan di sektor wisata, di mana "devisa" berkurang akibat kurangnya turis, sehingga digelarlah event "Mencabut Pedang Ala-ala Excalibur". Masaomi yang dipaksa oleh sepupunya untuk mencoba karena "ya coba aja" pun dengan tidak serius mencoba menarik pedangnya. Melihat orang-orang sebelumnya yang beberapa bahkan terlihat sangat kuat tetap tidak bisa membuat pedangnya bergerak sedikitpun, percobaan Masaomi dengan jumlah energi yang sangat minimal ternyata membuat pedangnya patah. "Aduh, coak dikit". Hal ini pun memicu reaksi berantai pada hidup Masaomi, mulai dari dipaksa untuk bertunangan dengan anak dari pemilik kuil terbesar di Hoori, Tomotake Yoshino (also known as Mikohime-sama), bertemu dengan "roh" gentayangan pengasuh pedang yang tadi dicabut, dan banyak hal bego lainnya.

Usut punya usut ada masalah yang lebih besar dibalik apa yang terlihat, mulai dari melibatkan kutukan yang diturunkan secara turun-temurun pada keluarga Tomotake, sejarah dari Hoori, bahkan hal-hal kecil lainnya yang berhujung pada naik pangkatnya Masaomi menjadi protagonis (like, an actual protagonist), semua dibahas pada cerita-cerita yang dikemas dengan nuansa komedi. Mungkin tidak terlalu komedi brutal, tapi cukup untuk menghilangkan ketegangan.

Apa yang penulis rasa perlu diacungi jempol untuk eksekusi dan ceritanya adalah tidak adanya kejanggalan yang membuat ceritanya ruined. Arahan yang dibawa semenjak prolog sampai ke akhir common route terasa sangat jelas dan seamless. Mengingat bahwa ada lebih dari satu rute, maka sebagai visual novel dengan opsi untuk memilih... opsi, maka akan ada momen-momen yang didesain untuk meningkatkan afeksi salah satu heroine terhadap protagonis. Seringnya momen-momen ini terkesan detached, yakni hanya ada agar ada justifikasi terhadap berkembangnya afeksi si heroine, namun hal tersebut penulis rasa jarang ada di judul kali ini. Tentu saja ada beberapa, namun masih terasa koheren dengan alur cerita, dan tidak terlalu panjang sehingga terkadang bahkan terjadi tanpa disadari. Hal ini membuat alur cerita terasa natural dengan segala sebab-akibat dari pilihan menjadi terasa penting juga.

Selain itu, ada banyak fragmen-fragmen cerita yang tersebar secara merata pada setiap rute heroine utama. Menyelesaikan satu rute saja mungkin rasanya sudah cukup memberikan kepuasan tersendiri, dengan worldbuilding yang sudah dirasa cukup apabila melihat common route dan rute heroine itu saja. Terdapat misteri besar yang menjelaskan cerita secara menyeluruh, dan cerita  yang dikandung oleh setiap rute yang ada berhasil menambah konteks cerita yang tidak saling bersinggungan dengan rute lainnya. Mungkin ini membuat cerita tidak memiliki inter-route mystery, tapi justru adalah hal bagus karena pemain dapat hanya memilih satu rute saja dan sudah bisa mendapatkan cerita yang "cukup oke" dari rute itu saja. Tentunya, penulis sangat sangat sangat sangat merekomendasikan untuk memainkan seluruh rute yang ada. Dan sebagai tips, sisakan rute Murasame sebagai rute paling terakhir untuk dimainkan.

Momen di mana penulis sudah mulai menyinggung salah satu karakter, saatnya untuk mengulas karakter yang dibawakan.

Karakter: Spektrum Yang Lebar untuk Mainstream Audience

Dengan mengusung total 6 heroine, di mana 4 adalah heroine utama dan 2 adalah additional heroineSenren * Banka mampu untuk menghadirkan waktu bermain yang memiliki kategori Panjang di VNDB. Setiap heroine pun memiliki trope-nya masing-masing, dengan ciri khas yang mungkin juga memiliki suatu pola apabila dibandingkan dengan judul-judul Yuzusoft lainnya. Namun hal ini tidak menjamin anda akan memiliki pilihan yang bisa dijadikan sebagai waifu anda, tapi paling tidak akan ada yang menarik perhatian anda (walau sedikit). Sebut saja, heroine yang sungguh lembut, memancarkan aura fenimim, dan waifu material seperti Yoshino, heroine yang memancarkan aura tomboy dengan segala bentuk keisengannya seperti Mako, dan berbagai macam lagi. Ada onee-san seperti Roka-nee, ada imouto material seperti Koharu-chan, dan bagi penulis, the best of them all, Murasame. Tentunya, roster yang "disajikan" akan membuat Masaomi bingung. Sayangnya ga ada rute harem.

Mari kita mulai bahas satu per satu mengenai profil mereka, pengalaman penulis, dan kontribusinya dalam cerita, dimulai dari Tomotake Yoshino.

Tomotake Yoshino

Dijuluki dengan Mikohime(-sama) akibat perannya sebagai shrine maiden di kuil terbesar di Hoori, Yoshino adalah salah satu heroine utama dan bisa dibilang menjadi plot device dari seluruh cerita yang dibawakan pada judul ini. Adanya kutukan turun-temurun yang berada pada silsilah keluarga Yoshino membuat dia menjadi subjek dari banyak kejadian dan bahaya yang senantiasa mengancam dirinya dan keluarganya. Statusnya yang konon setara dengan anak pejabat besar juga membuatnya sulit untuk didekati, dan membuatnya juga sulit untuk bergaul dengan teman sebayanya. Hanya ada Mako sebagai sobat karibnya yang juga memiliki peran ganda sebagai pelindung dan pengawalnya.

Kepribadian Yoshino yang sungguh memancarkan aura seorang putri (hence, Mikohime) secara efektif membuat nilai-nilai feminim yang dimiliki olehnya sungguh tinggi. Tingkah lakunya yang canggung apabila mencoba untuk rileks, kurangnya pengetahuan atas sesuatu yang gaul, ditambah keinginannya untuk memiliki teman dan bersikeras untuk menjaga teman-temannya membuat Yoshino memiliki nilai tambah di sektor "keinginan untuk dilindungi". Tentu saja, hal ini kerap membuat Yoshino merasa bahwa dirinya lemah dan kurang pantas, mengurangi kepercayaan dirinya dan berakhir pada sifat cemas yang kadang meluap begitu saja. Adanya Masaomi sebagai pihak ketiga yang masuk ke dalam kehidupannya membuat dunia yang dianggapnya hanya sementara dan singkat menjadi dunia yang patut untuk diperjuangkan. Character development dari Yoshino walaupun tidak terasa drastis, namun sudah cukup untuk membuat kita dapat berempati dan menaruh perasaan yang lebih.

Disuarakan oleh Haruka Sora, yang notabene sudah menjadi langganan pada judul-judul Yuzusoft lainnya, senantiasa membawa aura keanggunan yang membuat adanya keharusan untuk mendengar voiceline-nya sampai akhir.

Oleh karena dirinya adalah plot device, maka Yoshino akan senantiasa muncul dalam setiap rute yang ada, baik sebagai sidekick ataupun hanya tritagonis dengan sedikit nuansa additional character. Rutenya sendiri bisa penulis bilang adalah rute yang paling vanilla namun kental dengan perjuangan. Hal ini didukung dengan BGM temanya yang sangat bernuansa "aku ingin membebaskan dirinya dari kejamnya kutukan ini".

All in all, Yoshino adalah main heroine yang penulis rasa harus dimainkan sebagai pilihan rute pertama agar pemain bisa memiliki pandangan umum terhadap ceritanya secara garis besar.

Hitachi Mako

Hitachi Mako adalah salah satu anggota dari klan Hitachi yang secara turun-temurun mengemban peran sebagai pelindung garis keturunan Tomotake. Dirinya yang berupa seorang ninja memiliki kemampuan yang memanglah sangat ninja banget: Jurus substitusi, misdirection, kunai yang senantiasa ada kapan saja, perlengkapan ninja lainnya (shuriken, rantai, batang pohon(?)), pakaian ninja, dan pastinya, kelicikan seorang ninja. Hal ini adalah wajar karena dirinya memang ditempa dan dilatih untuk meneruskan garis keturunan klan Hitachi. Karena dirinya dan Yoshino seumuran, maka selain menjadi pelindung dia juga menjadi teman sebaya Yoshino, dan juga pembantu rumah tangga Yoshino.

Kesan ini mungkin akan memberi penilaian bahwa dirinya hanyalah seorang side character yang diberikan rute hanya karena... hanya karena. Pada awalnya penulis juga berpikir bahwa rutenya mungkin hanyalah rute yang ringan dan hanya ada karena dia dekat dengan Yoshino. Pastinya opini ini terpatahkan melalui satu fakta awal yakni dirinya adalah keturunan dari klan Hitachi, yang memiliki hubungan erat terhadap cerita keseluruhan. Rutenya membawa perspektif baru dalam cerita keseluruhan yang disampaikan, sehingga eksistensinya masih akan tetap penting sampai akhir cerita.

Lagipula, siapa yang tidak ingin seorang pacar yang tombo__y, ya kan? Dirinya yang seringkali memasang muka smug dan kalimat-kalimat penuh rasa percaya diri karena dirinya adalah seorang ninja membuat Masaomi merasa bahwa dia tidak akan berjuang sendirian di garda terdepan. Adanya teman berjuang memberi dukungan mental yang hebat sehingga seseorang bisa senantiasa melangkah ke depan. Dirinya juga yang jago masak sudah pasti menambah nilai heroine dia.

Voice acting wise, Mako terbilang cocok dengan pengisi suaranya, Kotorii Yuuka (Takamori Natsumi). Kesan seseorang yang dapat diandalkan sangat memancar dari profil suaranya, dan secara personal taste, penulis suka setiap kali dirinya mengeluarkan voiceline "Eheee~~~~~" sambil memasang muka smug. Ingin mengoreksi tapi pasti sudah dikoreksi duluan 😅

Karena Mako adalah sidekick dari Yoshino, maka rutenya patut dijadikan sebagai rute kedua. Hal ini pun opsional karena cerita yang dibawakan pada rutenya tidak perlu prerekuisit untuk mengetahui rute heroine lainnya.

Lena Lichtenauer

Bahwasanya apa yang dilakukan oleh orang asing itu di tanah tradisionalis dan konservatif bernama Hoori ini? Yak, dia adalah seorang tenkousei (murid pindahan) dari Swedia yang sangat tertarik dengan kebudayaan Jepang berkat kakeknya. Bisa dibilang wibu.

Lantas apa perihal yang membuat dirinya bisa menjadi salah satu heroine utama pada judul ini? Dengan maksud untuk tidak spoiler sebisa mungkin, ada sesuatu yang telah dilakukan oleh garis keturunan, oleh kakeknya, bahkan oleh kakeknya kakeknya, atau bahkan kakeknya kakeknya kakeknya, sehingga dia memiliki hubungan yang ternyata tidak kalah pentingnya. Hal ini secara efektif dan mengejutkan membuat rute yang dibawakan olehnya memiliki konteks cerita yang bisa dibilang sangat penting untuk menghadirkan perspektif lain dari cerita keseluruhan.

Karena dia sejatinya bukan orang Jepang, maka banyak hal-hal komedik yang dibawakan melalui kepolosan dirinya terhadap kosa-kata dalam Bahasa Jepang, atau bahkan hal-hal kecil yang memang hanya bisa dipahami apabila kamu dibesarkan sebagai orang Jepang. Salah ucap, salah sangka, salah kira, dan salah aksi pun menjadi running gag yang sering melekat dengannya. Kehadirannya bisa dibilang menjadi stress relief atas seluruh ketegangan yang terjadi selama cerita berlangsung. Dan kualitas ini pun tetap ada sampai akhir rutenya. Dirinya yang polos beserta ketulusannya membuat dirinya cukup pantas menjadi salah satu heroine utama.

Penulis merasa bahwa kehadiran Lena membawa nilai complementary yang kuat, dengan cerita yang juga memiliki perspektif yang tidak bisa diabaikan, dan nilai-nilai heroine yang tidak terlalu kecil juga. Namun pada akhirnya penulis merasa bahwa rutenya tidaklah sepenting yang lain dan hanya ada untuk menambah screen time untuk memberi eksposisi lanjutan terhadap cerita keseluruhan. Oleh karena itu, saran penulis adalah rute Lena dapat dimainkan kapanpun kecuali rute terakhir.

Karena yang berhak untuk dimainkan paling terakhir ialah...

Murasame

Arwah gentayangan (bukan hantu) yang menjadi penjaga dari pedang Murasamemaru. Dirinya yang telah mengemban tugas selama lebih dari 400 tahun secara definit membuat dirinya adalah seseorang yang... tua... dalam tubuh seorang anak-anak. Lolibaba, bisa dibilang.

Lantas, apa yang membuat dirinya harus dan wajib dijadikan sebagai rute terakhir? Mari kita kaji mulai dari pedang yang dijaga olehnya, Murasamemaru. Di awal artikel telah disinggung bahwa Masaomi sempat (dengan iseng) menarik pedang dari batu yang berakhir pada pedangnya patah. Ya, itulah Murasamemaru. Senjata keramat yang memiliki kekuatan spiritual yang selain mampu melindungi Hoori dari petaka, juga menjadi sumber daya tarik bagi turis. Fakta bahwa Masaomi mampu untuk mematahkan Murasamemaru dengan tanpa usaha adalah tanda bahwa Murasamemaru memilih Masaomi sebagai penggunanya. Masternya. Dan hal ini berakhir pada arwah Murasame yang juga memanggil Masaomi sebagai goshujin (Tuan). Peran yang sangat integral, sangat penting, dan bisa dibilang deus ex machina (walau tidak se-OP itu).

Kendati demikian, Murasame tidalah maha tahu dengan segala situasi yang ada, terlebih kedewasaan mentalnya yang masih di tingkat anak SMP, walaupun sering melaturkan kosa kata nenek moyang. Yang jelas, mulai dari awal cerita sampai akhir cerita, kehadiran Murasame akan senantiasa ada dan penting. Dirinya tidak kebal dari rasa cemas dan rasa khawatir di setiap kejadian baru yang tidak pernah dia alami. Bahkan mungkin baginya dunia telah berhenti semenjak lama, sehingga dia bahkan sudah lupa dengan umurnya sendiri. Kehadiran Masaomi membuat dunianya kembali berputar, dan memberikan secercah harapan untuk melihat apa yang ada dibalik peran yang dimilikinya saat ini.

Rute Murasame adalah rute yang penulis rasa adalah true route. Selain dari jumlah chapter, jumlah jam tayang, dan konklusi dari cerita sudah jelas membuat rute Murasame adalah rute sejati dari judul ini. Alur cerita, eksekusi, dan mood yang dibawakan sudah sangat sempurna sehingga penulis tidak tahu apakah ada lagi yang bisa ditambah dari pengalaman selama mengikuti perjalanan Murasame dan Masaomi.

「キズナヒトツ」(Kizuna Hitotsu - Satu Ikatan) adalah judul dari character song Murasame. Satu ikatan yang mengikat takdir dari seluruh heroine.

 Pengalaman dan Verdict Akhir

Penulis merasa bahwa cerita ini terlalu outdone untuk standar Yuzusoft. Dengan intonasi dan tema yang lebih dark, penulis merasa Famishin memiliki potensial yang memang ada untuk menghadirkan Visual Novel yang lebih serius. Kesan komedi yang tetap dijaga selama memainkan membuat penulis senantiasa mengatakan bahwa ada sentimen feel good yang senantiasa muncul di setiap rute. Hal ini didukung dengan BGM dan voice acting yang bagus dan tidak mengecewakan, menghadirkan pengalaman yang memang worth untuk diperjuangkan. Dengan total playtime lebih dari 70 jam (aproksimasi), penulis akan memberikan nilai 9 dari 10 untuk judul ini.

Apa yang penulis rasa kurang adalah kehadiran dari rute-rute yang mungkin kurang relevan atau kurang "diperjuangkan", seperti rute Lena dan rute Koharu-Roka. Beberapa momen terasa terlalu tergesa-gesa, dan ada momen di mana eksposisi yang penting dihindari dengan premis supernatural. Hal ini hanya sedikit saja, tapi rasanya bisa ditambahkan. Dan mungkin yang terakhir, secara personal penulis merasa bahwa rute-rute lainnya tidaklah memorable dan berkesan dalam, kecuali rute Murasame. Hal ini mungkin sangat bias mengingat penulis sebelumnya sudah "dibantai" oleh nakige, seperti Hoshizora no Memoria (2009) dan AstralAir no Shiroki Towa (2015).

Jadi, apakah kamu harus memainkan judul ini? Wajib.

Sekian review dari penulis. Dari pembaca sendiri apakah ada saran untuk judul serupa atau yang worth untuk dimainkan?

← Kembali ke Artikel

Ayo join Genshiken Town Square!

Jangan sampe ketinggalan info terbaru dari Genshiken 😊